Bagas (Bayu Skak), Lenni (Nadya Arina), Dicky (Firza Valaza), Juna (Benidictus Siregar), dan Andrew (Indra Pramujito) dipersatukan ketika mendaki Gunung Madyopuro. Mereka gagal mematuhi mitos Rombongan harus genap dan dilarang menoleh ke belakang atau akan ada yang mengikuti!. Sepanjang perjalanan mereka terus dihantui hingga akhirnya sadar kalau dari berlima salah satu bukan manusia. Siapa yang hantu di antara mereka?
Sebagai film horror komedi, eksekusi komedi di film ini jauh lebih baik daripada eksekusi horrornya. Meskipun ada beberapa komedinya yang lebih relate dengan orang Jawa (atau orang yang tahu budaya Jawa), tapi mayoritas komedinya bersifat universal.
Untuk horrornya sendiri, film ini gagal dalam membuat suasana menyeramkan sehingga harus mengandalkan jurus pamungkas "jumpscare". Begitu juga untuk drama setiap karakternya yang kurang dapat menarik empati penonton, termasuk romansa antara Bagas dan Lenni yang terkesan dipaksakan (apalagi di bagian akhir).
Untuk menyamarkan siapa "hantu" sebenarnya, film ini terlalu memaksakan keanehan-keanehan pada karakternya. Meskipun keanehan tersebut dieksekusi menjadi komedi dan drama, tapi tetap saja masih terasa mengganjal.