Setelah beragam "karya" yang dihasilkan, nampaknya rumah produksi ini belum merasa cukup puas dalam meraup keuntungan dengan cara membodohi penonton melalui film yang (berkedok) diadaptasi dari cerita-cerita di internet yang dieksekusi dengan asal-asalan.

Saya tidak menyangka langkah eksploitatif dari sebuah rumah produksi di industri perfilman pada akhirnya akan bermuara pada film "Vina: Sebelum 7 Hari". Berkedok sebagai film adaptasi, film ini justru menciptakan anggapan pribadi bagi saya betapa jahat, dan nir etikanya orang-orang di belakang film ini dalam memanfaatkan sebuah tragedi dari nama yang sama untuk meraup keuntungan semata yang divisualisasikan dan dieksekusi dengan sangat tidak etis.