Satu lagi film Thailand yang hadir dari rumah produksi GDH yang jarang mengecewakan bahkan ini amat memuaskan bisa dibilang salah satu karya peak dari rumah produksi kenamaan asal Thailand tersebut.

HTMMBGD bercerita tidak banyak neko-neko, se-simpel cucu urak-urakan yang mencoba dekat dengan neneknya guna iming-iming harta warisan karena si nenek usianya tak lama lagi.

Penyutradaraan Pat Boonnitipat sangat sentimental untuk memberi bobot rasa yang amat kuat, yang mana sekitar 60% durasi sebetulnya film hanya bergerak seputar hubungan nenek-cucu dikeseharian namun bisa memberikan bonding yang solid, terasa amat natural baik dari lucunya maupun sedihnya. Proses pendekatan cucu ke neneknya ini berjalan mendominasi durasi, amat perlahan dan diperhatikan detailnya, dari yang pura-pura berkunjung demi warisan, lalu perlahan diterima, berkelakar, merawat, hingga akhirnya luluh ini menjadi sebuah proses pendewasaan yang rewarding.

Selain hubungan nenek-cucu, HTMMBGD juga dihiasi dengan konflik-konflik kekeluargaan lain, ini menopang karena nantinya akan ada kecemburuan antar saudara, antara siapa yang paling disayang untuk mendapatkan hati nenek perkara warisan.

Tangkapan gambar-gambar pun cantik bisa merepresentasikan keseharian mereka dengan tepat, di dalam rumah, stasiun kereta, rel kereta, restoran, jembatan, rumah sakit, lapak jualan, kuburan, sudut-sudut jalan semuanya elok di mata. Musik score juga pas penggunaannya, sesuai punch emosional tidak overdramatis.

HTMMBGD adalah film yang akan bisa relate untuk mayoritas penonton, kemiripan sosial budaya Thailand amat dekat dengan kita khususnya Indonesia, sooo siap-siap dibuat menyentuh, sukur bisa sampai nangis jelek.