Jefri, seorang penagih utang yang sedang berjuang, menantikan kelahiran anak keduanya bersama Ella yang sedang hamil 8 bulan. Masih dihantui oleh kehilangan anak pertama mereka, mereka memiliki harapan tinggi untuk kedatangan bayi ini. Ketika komplikasi muncul, tanpa sadar mereka beralih ke klinik bersalin ilegal yang dijalankan oleh pasangan dokter dan perawat yang sadis, Iwan dan Sandra. Jefri dan Ella harus berjuang untuk bertahan hidup saat klinik tersebut mengorbankan janin-janin untuk kekuatan jahat. Malam yang mengerikan pun dimulai, di mana mereka harus melawan demi keselamatan Ella dan bayi mereka yang belum lahir dari berbagai teror yang tak terduga.
Walau Tumbal Darah sayangnya masih kurang maksimal dihoror dan terornya, beruntungnya Tumbal Darah masih punya elemen drama yang surprisingly kuat banget.
Diriku cukup suka dengan penulisan karakternya yang pelik dan berhasil buat penonton berempati, detail-detail kecil dalam ceritanya juga ditulis dengan rapi walau sayangnya kerapian penulisannya kurang didukung sama teror yang sepadan, banyak adegan difilm ini yang gaberisik dan menurutku kurang cocok sama directing Charles Gozali yang sangat menghighlight actionnya. Rasanya kalo porsi adegan aksinya lebih banyak lagi akan lebih oke karena jujur lumayan kerasa capek dibabak kedua filmnya.