Berlatar beberapa tahun setelah kejadian di film pertama, The Black Phone 2 mempertemukan kembali kita dengan para penyintas, Finney dan Gwen, saat mereka berusaha melanjutkan hidup. Namun, masa lalu enggan untuk terkubur. Ketika serangkaian kasus hilangnya orang kembali terjadi di wilayah mereka, menjadi jelas bahwa sesuatu atau seseorang telah kembali. Dan telepon hitam itu? Berdering lagi.
Ga sebagus yang pertama, tapi masih sebuah film sekuel yang oke untuk ditonton. Wajib ditonton jika emang suka banget dan cinta dengan film pertamanya. Tapi kalau tidak, mending nunggu pas streaming saja.
Disini filmnya seperti menggabungkan film Nightmare on Elm Street dan Conjuring. Tapi sayangnya peraturan tidak jelas. Grabber bisa menyerang dan menyakiti orang yang sedang tidur, di film ini orang tersebut adalah Gwen, adik dari Finney. Tapi pada babak akhir, anehnya dia bisa menyakiti orang yang bangun dan berada di alam asli, bukan di alam mimpi. Kalau begitu, kenapa tidak membunuh yang lain saja terlebih dahulu? Agar ketiga mayat tidak ditemukan? Ketiga mayat tersebut merupakan tiga bocah yang menjadi pembunuhan awal dari sang Grabber. Ditunjukkan dengan lumayan brutal, bisa dibilang cukup berani untuk menunjukkan adegan sadis membunuh anak kecil. Juga film ini masih memiliki titik terkuat saat mengubah film modern menjadi film vhs, dengan grainy footage. Lumayan creepy dan disturbing, seperti film pertamanya.
Poin lemah lainnya menurut saya ada di karakter komedi, Barbara. Terkadang adegan komedi berbau religius seperti memarahi Gwen dengan omongan stereotip karakter religius. Sayangnya, adegan komedinya sangat tidak lucu, dan dari seluruh film hanya terdapat satu momen saja yang menurut saya lucu. Karakter ayah yang memiliki rambut jenggot sangat lebat juga membuat distraksi yang cukup ampuh. Sampai melupakan bahwa ia dengan kedua anaknya sedang berbicara tentang hal serius dan emosional.
7/10