Nine days after his death, Abraham has not been buried, in order to fulfill Abraham's last message: "There is no funeral before Martha returns." The return of Martha from Sabah, Malaysia is of course a special joy for the family, especially Orpha the mother and Bertha her sister. However, after two years abroad, Martha was severely depressed due to the rape she experienced while working as a laborer on a palm oil plantation. As the head of the family, Orpha must also be a tough woman. However, due to the unfavorable environment, Martha again became a victim of sexual harassment.
Women From Rote Island ini sangat jauh dari ekspektasi saya.
Jalan ceritanya terlau banyak sub-plot yang tidak penting dan membuat poin utama film ini menjadi kurang diekplor dan tampil menjadi kurang prima.
Sub-plotnya selain tidak penting juga banyak yang out of knowhere yang membuat film ini beberapa momen terkesan tidak nyambung dan terlalu banyak isu yang mau diangkat.
Film ini juga menurut saya over-explicit. Banyak adegan yang ditampilkan terlalu berlebihan sehingga membuat adegan terkesan membingungkan. Contohnya pada adegan Bertha dibunuh lalu pembunuh memenggal kepala Bertha. Tidak dijelaskan kenapa bagian kepala yang diincar, jadinya seolah2 ditampilkan terlalu berlebihan hanya untuk membuat audiens merasa tersentuh atau takut.
Transisi antar adegan juga cukup kasar dan membingungkan, adanya quote ditengah film juga terkesan menggangu dan out of knowhere.
Yang bisa saya apresiasi dari film ini adalah ansambel castnya yang mayoritas berasal dari timur dan bukan aktor/aktris terkenal yang memainkannya. Dan juga banyak adegan long-take yang cukup memukau dalam film ini. Kostum dan artistik dalam film ini juga cukup baik.
Review ini hanya menurut saya pribadi. Penonton yang lainnya pasti memiliki pendapat yang berbeda.