Kematian tragis Pak Mulwanto (Rukman Rosadi), sang Ayah pada Selasa Kliwon menjadi awal petaka bagi keluarga Nuri (Ratu Sofya). Konon, siapa pun yang wafat pada hari itu akan mengajak anggota keluarganya untuk sama-sama menjemput ajal. Sehingga keluarga yang ditinggal pun diminta menjalani serangkaian ritual untuk mencegah hal tersebut. Wisesa (Dimas Aditya), anak sulung yang berprofesi sebagai dokter, menolak ritual itu karena dianggap tidak masuk akal dan memilih menemani Ibunya (Nova Eliza) yang masih terpukul. Namun, kejadian aneh dan mengerikan yang menimpa Nuri dan adiknya, Yanda (Alzi Markers), memaksa mereka mencari tahu tentang kebenaran di balik mitos dan ritual tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa benar ini ada hubungannya dengan kematian sang Ayah di Selasa Kliwon? CEPAT atau LAMBAT, semua akan menjadi ALMARHUM.
Sebenarnya film Almarhum memiliki babak pertama penceritaan yang cukup bagus, di sini pengenalan karakternya tidak bertele-tele diikuti scene kematian yang tidak terlihat murahan. Meskipun secara treatmentnya mirip dengan Final Destination, tetapi eksekusi dari scene tersebut sama sekali tidak jelek, dan ada satu scene kematian yang memorable. Sayangnya mulai masuk ke babak kedua dan ketiga, penceritaannya turun drastis. Alurnya terlihat tidak fokus dan hanya mengandalkan penampakan yang ga perlu amat. Karakternya tidak diberi ruang lebih untuk memperdalam cerita. Scoring di beberapa scenenya juga over.